بِــــــسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيـــمِ
SELAMAT DATANG DI BLOG ZARMI SUKSES - TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

SELAMAT BAHAGIA

SELAMAT BERBAHAGIA

SELAMAT BERBAHAGIA

MENU

.

Radio Online Minang Cimbuak                Radio Online Minang Cimbuak

Senin, 09 Juni 2014

TANYA JAWAB EKONOMI




TANYA JAWAB KE 3


PERTANYAAN ?
1. Jelaskan Pendapatan Disposibel dengan Pendapatan Komsumsi ?
2. Apa yang di maksud dengan kecendrungan mengkomsumsi marginal ?
3. Jelaskan model komsumsi siklus hidup
4. Jelaskan perbedaan teori pendapatan permanen dan teori pendapatan Relatif ?
5. Jelaskan faktor2 ekonomi yang mempengaruhi tingkat komsumsi ?

Jawab:
1a. Pendapatan Disposibel ialah
Pendapatan Disposible (DI) adalah : Pendapatan personal yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi, dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. 
Disposable income ini diperoleh dari Personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
DI - merupakan pendapatan yang benar-benar menjadi hak penerimanya.
Dengan demikian DI dirumuskan sebagai berikut :   DI = PI – PL ( Pajak langsung )

* Pajak Langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak setelah muncul atau terbit Surat Pemberitahuan/SPT Pajak atau Kohir yang dikenakan berulang-ulang kali dalam jangka waktu tertentu. Contoh dari pajak langsung adalah pajak penghasilan (PPh), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Ket :    DI  Disposible Income
           PI  -- personal income 
           PL -- Pajak langsung
            
1b. Pendapatan Komsumsi ialah :
Pendapatan penjualan lansung dan perusahaan itu tak di pungut PPN tapi dipungut PPH saja.

2. Kecendrungan mengkomsumsi marginal ( MPC )adalah :
Konsep yang memberikan gambaran tentang beberapa komsumsi akan bertambah bila pendapatan Diosposibel/tabungan  bertambah,
Contohnya jika ada uang di tabungan maka akan mempengaruhi komsumsinya.

MPC = @C  
            @Yd

3.  model komsumsi siklus hidup Ialah :
Kegiatan komsumsi hidup seseorang yang berkaitan lansung dengan siklus hidup orang tersebut, seperti kalau pendapatannya tetap maka tingkat komsumsinya juga tetap, dan apabila pendapatannya berubah maka komsumsinya juga berubah yang dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup seseorang itu.

Siklus hidup seseorang itu terbagi atas 3 periode yaitu :

1.      Periode belum produktif
2.      Periode produktif
3.      Periode tidak produktif lagi.


Contoh model komsumsi siklus hidup

KRVA KOMSUMSI SIKLUS HIDUP.jpg
siklus2.jpg
4. Teori Pendapatan permanen (PIH- Permanent Income Hipothesis) adalah :

Pendapatan permanen = pendapatan tetap, jika pendapatan seseorang itu tetap maka komsumsinya juga cendrung tetap karena pada teori komsumsi ,> komsumsi dipengaruhi oleh pendapatan jangka pendek dan jangka panjang. Tingkat komsumsi juga mempunyai hubungan proposional dengan tingkat pendapatan.
Sedangkan teori pendapatan relative ( RIH )yaitu :

C = delta YP
C = komsumsi
Y = Pendaptan permanen
Delta = factor personal ( delta > 0 )

Pendapatan Relatif (RIH)ialah :
Pendapatan yang memberikan tekanan terhadap pengaruh pendapatan jangka pendek dan panjang pada seseorang itu dan memperhatikan aspek psikologis Rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan.
KURVA K/RELATIF
KURVA KOMSUMSI RELATIF.jpg




5.  factor-faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat komsumsi :  
Banyak factor yg mempengaruhi besarnya pengeluaran komsumsi RT.
factor-faktor tsb dpt dikelompokan menjadi 3 besar
1.      factor-faktor Ekonomi
2.      factor-faktor Demografi
3.      factor-faktor Non-Ekonomi

Factor-faktor Ekonomi adalah :

1.      Pendapatan rumah tangga
2.      Kekayaan rumah tangga
3.      Jumlah barang2 komsumsi tahan lama dlm masyarakat
4.      Tingkat suku bunga bank ( interes rate )
5.      Perkiraan masa depan
6.      Kebijakan pemerintah.
7.      Kebijakan Pemerintah mengurangi ketimbang distribusi pendapatan.



TANYA JAWAB KE 4

1. Jelaskan pengertian Inflasi dan komponen-komponennya ?
2. Jelaskan apa itu permintaan agregat dan penawaran agregat ?
3. Jelaskan kebijakan moneter dengan kebijakan piskal dan bagaimana 
    pengaruhnya terhadap permintaan agregat. ?
4. Jelaskan berapa indicator Inflasi ?
5,  a. Jlaskan pengetian pengangguran dan jenis jenis pengangguran ?
     b. Jelaskan hubungan antara Inflasi dengan Pengangguran dan penggunaan  
          kurva PHILIPS ?
     C. Jelaskan kelompok kelompok di dalam angkatan kerja ?


JAWABAN

1. Pengertian Inlasi adalah :  
Kenaikan harga dan barang secara umum dan terus menerus, atau terjadi penurunan nilai mata uang di dalam negri.
kebalikan inflasi disebut deflasi.

2. Permintaan agregat. Ialah
Permintaan barang dan jasa yang sifatnya menyeluruh yang berhubungan antara harga dg permintaan, dan di pengaruhi oleh  Tingkat harga ekonomi masyarakat.

Penawaran Agregat ialah :
Penawaran barang dan jasa yang sifatnya menyeluruh yang berhubungan antara harga dg Penawaran, dan di pengaruhi oleh  Tingkat harga ekonomi masyarakat.

3.  Kebijakan moneter ialah
Kebijakan pemerintah yang mengatur/mengendalikan jumlah perputaran uang yang beredar, agar tercapai keseimbangan ekonomi.
Seperti pemerintah menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar di pasar atau masyarakat luas. Dengan melakukan open market.

Jalan yang diambil utk   kebijakan moneter yaitu :
1.       Operasi pasar terbuka >> pemerintah yang mengatur/mengendalikan jumlah perputaran uang yang beredar dengan cara membeli atau menjual surat-surat berharga.
2.       Fasilitas discon-tro >> pengaturan bunga bank makstnya : Pemerintah menetapkan tingkat suku bunga atas bank-bank umum yang meminjam ke bank central.
3.       Rasio cadangan wajib misalnya pemerintah menetapkan rasio wajib bank dari 10% menjadi 20%,  >> contoh biasanya deposito yg diterima bank 100 jt>> maka bank boleh memimjamkan 90 jt dengan kebijakan baru maka bank hanya boleh meminjamkan 80 jt saja.
4.       Imbauan moral >> seperti Gubernur BI menghimbau kepada bank bank agar berhati hati dalam meminjamkan atau menyalurkan kreditnya.

Kebijakan Piskal ialah :
Kebijakan pemerintah yang mengatur/mengendalikan jumlah Penerimaan dan pengeluaran pemerintah agar tercapai keseimbangan ekonomi.
Seperti penerapan pajak.

pengaruhnya terhadap permintaan agregat ialah :
Supaya tercapainya keseimbangan ekonomi makro karena jika permintaan lesu maka akan berdampak kepada masyrakat luas, maka setiap kebijakan yang pemerintah yang bijaksana akan berdampak pada keseimbangan  ekonomi masyarakat luas.

4. indicator Inflasi ialah : indicator ekonomi yang digunakan untuk mengetahui lajunya inflasi,
Indicator yang digunakan ialah :
1.      Indeks harga konsumen
2.      Indeks harga perdagangan besar
3.      Indeks harga implisit
4.      Alternatif dari indeks harga implisit.

5. a, pengetian pengangguran ialah >>> Tidak bekerja ( Free man )
Artinya bila seseorang dalam keadaan menganggur dan telah berusaha mencari kerja tapi belum mendapatkan pekerjaan.
Cara menghitung tingkat pengangguran = jumlah yg menganggur : jumlah angkatan kerja x 100%

Jenis jenis pengangguran  :
Dalam ekonomi makro pengangguran akan dibahas lebih detail,
·         Pengangguran Sukarela . >> Pengangguran bekerja sukarela untuk mendapatkan hasil yang lebih layak.
·         Pengangguran Dukalara. >> Pengangguran yang terpaksa diterima oleh seseorang, walaupun dia masih ingin bekerja.
Jenis jenis pengangguran yaitu :
1.      Pengangguran Fiksional atau normal
2.      Pengangguran Struktural disebut juga Pengangguran yg skil atau legalitasnya tak sesuai dengan kebutuhan yg di harapkan.
3.      Pengangguran Siklis yaitu Pengangguran yang diakibatkan oleh pengaruh tingkat ekonomi, seperti >> Apabila ekonomi mengalami kemunduran, maka perusahaan mengambil tindakan PHK atau merumahkan karyawannya.
4.      Pengangguran Musiman >> Pengangguran yang sifatnya sementara,  >>>>>>>>>>>>>seperti Petani menunggu hasil panen.

b. hubungan antara Inflasi dengan Pengangguran yaitu :
Berdampak kepada tingkat upah dan pengangguran,  seperti kalau upah dinaikan maka akan terjadi inflasi, begitu juga sebaliknya. Maka disini kebijakn pemerintah atau moneter yang bijaksana akan berdampak kepada ekonomi makro.

Penggunaan  kurva PHILIPS



c. Kelompok kelompok di dalam angkatan kerja yaitu :
Tenaga kerja yang cukup usia untuk bekerja yang siap melakukan pekerjaan, seperti >>  mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah tapi sanggup bekerja, dan mereka yang mengurus rumah tangga.
Atau >>> semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja.dll.







Pengertian dari sumber lain yaitu :

1. INFLASI DI INDONESIA

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen ( IHK ). perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukan pergerakan barang dan jasa yang di konsumsi masyarakat. sejak juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). kemudian , BPS akan memonitor perkembangan harga dari Barang dan Jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.

Indikator inflasi lainya berdasarkan international best practice antara lain :
  1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas.
  2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.
Pengelompokan Inflasi
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP), yaitu :
  1. Kelompok Bahan Makanan
  2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau
  3. Kelompok Perumahan
  4. Kelompok Sandang
  5. Kelompok Kesehatan
  6. Kelompok Pendidikan dan Olah Raga
  7. Kelompok Transportasi dan Komunikasi

Disamping pengelompokan berdasarkan COICOP tersebut, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokan yang lainnya yang dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi tersebut dilakukan untuk menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental.
Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi:
    1.  Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti:
      • Interaksi permintaan-penawaran
      • Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang
      • Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen
    2. Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti  terdiri dari :
      • Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) :
        Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. 
      • Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices) :
        Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.


Komponen Inflasi
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama dan Mandala (2001:203)
1. Kenaikan harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada harga periode sebelumnya.
2. Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik.
3. Berlangsung terus menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.



2. Permintaan dan Penawaran Agregat
Dalam teori makro ekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai modal dan tenaga kerja serta pada ketersediaan teknologi produksi. Ini adalah esensi dari model klasik dasar. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori  klasik. Teori klasik menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa harga disesuaikan untuk menjamin bahwa kuantitas output yang diinginkan sama dengan kuantitas yang ditawarkan.
Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini, sebagaimana kita lihat, output juga bergantung pada permintaan terhadap barang dan jasa. Sedangkan permintaan dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek ekonomi, pandangan perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta kebijakan moneter dan fiskal. Karena kebijakan moneter dan fiskal dapat mempengaruhi output perekonomian selama horison waktu ketika harga bersifat kaku, kekuatan harga menyediakan dasar pemikiran mengapa kebijkan moneter dan fiskal berguna untuk menstabilkan perekonomian jangka pendek.
Pada materi sebelumnya penawaran dan permintaan adalah pandangan yang paling sederhana dalam teori ekonomi, penawaran dan permintaan untuk setiap barang yang menentukan harga barang serta jumlah yang dijual, dan bagaimana penawaran dan permintaan ini mempengaruhi harga serta jumlahnya. Tetapi kali ini penawaran dan permintaan dilihat dari ukuran ekonomi yang yg jauh lebih besar. Model makroekonomi ini  membuat kita bisa mempelajari bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan dalam jangka pendek. Model ini juga memberikan cara membedakan bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dalam jangka pendek.
Meskipun model permintaan agregat dan penawaran agregat menyerupai model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal, namun analogi ini tidaklah sama persis. Model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal hanya memperhatikan satu barang dalam perokonomian yang besar. Sebaliknya, penawaran dan permintaan agregat adalah model canggih yang yang melibatkan interaksi di antara banyak pasar.
Permintaan Agregat
          Permintaan agregat/ aggregate demand (AD) adalah hubungan antara tingkat harga agregat dengan jumlah ouput yang diminta. Dengan kata lain, kurva permintaan agregat menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat harga.
Persamaan Kuantitas sebagai Permintaan Agregat
            Teori kuantitas menyatakan MV=PY, di mana M adalah jumlah uang yang beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan y adalah jumlah output. Jika perputaran uang adlah konstan, maka persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang yang beredar menentukan nilai nominal output, yang pada akhirnya merupakan produk dari tingkat harga dan jumlah output.
                Persamaa kuantitas bisa di tulis kembali dalam bentuk penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil M/P sama dengan permintaan (M/P)d dan bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output Y. Perputaran uang V adalah sisi lain dari parameter permintaan uang K. Asumsi perutaran uang konstan sama dengan asumsi bahwa permintaan untuk keseimbangan uang riil untuk tiap satuan output adalah konstan.
                Diasumsikan untuk setiap jumlah uang yang beredar M dan perputaran V tetap, persamaan kuantitas menghasilkan hubungan negatif antara tingkat harga P dan Output Y. Gambar di bawah ini menunjukkan kombinasi P dan Y yang memenuhi persamaan kuantitas yang mempertahankan M dan V konstan. Kurva menurun dari dari kiri atas ke kanan bawah ini di sebut kurva permintaan agregat.








 
Tingkat
harga P                                                                  
               
         


                                                                                        Permintaan agregat (AD)


 
                                                      Pendapatan, output, Y

                Kurva permintaan agregat (AD) menunjukkan hubungan antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah uang yang beredar M tertentu. Kurva permintaan agregat miring kebawah, semakin tinggi tingkat harga P, maka semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karena itu semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta.

Pergeseran Kurva Permintaan Agregat

            Kurva permintaan agregat dibuat untuk nilai dari jumlah uang yang beredar yang tetap. Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang memungkinkan  dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika jumlah uang yang beredar berubah, maka kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat bergeser.
                Sebagai contoh, jika uang yang beredar berkurang. Persamaan kuantitas, MV=PY, menyatakan bahwa pengurangan jumlah uang yang beredar menyebabkan pengangguran proporsional dalam nilai nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga, jumlah output adalah lebih rendah, dan untuk jumlah output apapun, tingkat harga adalah lebih rendah. Kurva permintaan kan bergeser ke kiri.

               









 
Tingkat
harga P                                                                  
               
         

                                                                                             AD1

                                                                                             AD2
     Pendapatan, output, Y

                Hal sebaliknya jika uang yang beredar meningkat. Persamaan kuantitas menyatakan bahwa kenaikan dalam M menyebabkan kenaikan dalam PY. Untuk setiap tingkat harga, jumlah output adalah lebih tinggi, dan untuk jumlah output berapapun, tingkat harga adalah lebih tinggi. Kurva permintaan akan bergeser ke kanan.








 
Tingkat
harga P                                                                  
               
         

                                                                                             AD2

                                                                                             AD1
     Pendapatan, output, Y
                Meskipun teori kuantitas memberikan dasar yang sangat sederhana untuk memahami kurva permintaan agregat, kenyataan sesungguhnya jauh lebih rumit. Fluktuasi dalam jumlah uang beredar bukanlah satu-satunya fluktuasi permintaan agregat. Meskipun jumlah uang yang beredar tetap konstan, kurva permintaan agregat juga bisa bergeser jika beberapa hal menyebabkan perubahan perputaran uang.

                          


penawaran agregat ialah :
Penawaran Agregat

                Penawaran agregat/ aggregate supply (AS) adalah hubungan antara tingkat harga dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional.
 Yang Memindahkan Kurva AD
Perubahan – perubahan di pasar barang atau perubahan di pasar uang akan memindahkan kurva AD. Perubahan – perubahan dalam perbelanjaan agregat, yang akan berlaku sebagai akibat perubahan dalam komponen-komponennya, seperti tabungan dan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan pajak, dan ekspor-impor akan memindahkan AD ke kanan atau ke kiri. Begitu pula kedudukan AD akan berubah sebagai akibat perubahan permintaan dan penawaran uang.
Bentuk – Bentuk Kurva Penawaran Agregat
Kurva penawaran agregat yang berlainan disebabkan oleh pandangan ahli-ahli ekonomi yang berbeda mengenai adakah ekonomi yang telah mencapai kesempatan kerja penuh dan implikasi pertambahan pendapatan nasional dan kesempatan kerja ke atas tingkat harga serta cirri-ciri pasran tenaga kerja.
Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik perekonomian akan selalu mencapai kesempatan kerja penuh. Dengan demikian pendapatan nasional akan selalu mencapai tingkat yang paling maksimum yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh Yf. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara pada tahun tertentu yang digambarkan oleh Yf’ tergantung kepada faktor – faktor produksi yang tersedia. Jumlah faktor-faktor produksi inilah yang akan menentukan kedudukan Yf. Dalam grafik (a) dari gambar 2.3 perpindahan AS0 dan Yf menjadi AS1 dan Y1f menggambarkan bahwa jumlah faktor-faktor produksi yang sudah semakin banyak dan memungkinkannya untuk menaikkan produksi negara dari Yf menjadi Y1f.
Kurva penawaran agregat yang dikaitkan dengan pendapat golongan Keynesian perlu dibedakan pada dua bentuk : yang digunakan dalam analisis Keynesian sederhana dan pandangan yang telah mempertimbangkan keadaan di pasaran tenaga kerja.Grafik (b) pada hakikatnya menggambarkan bahwa tingkat harga tidak akan mengalami perubahan sebelum tingkat kesempatan kerja penuh dicapai. Tingkat harga tidak akan mengalami perubahan dan dalam grafik tingkat harga tersebut adalah P0. Pada tingkat kesempatan kerja penuh keadaan sebaliknya akan berlaku, yaitu apabila ekspansi dalam perbelanjaan agregat masih terus berlaku, pendapatan nasional tidak dapat ditambah tetapi harga-harga akan meningkat. Penggunaan tenaga kerja yang semakin banyak akan menambah pendapatan nasional. Dengan demikian peningkatan harga akan menambah pendapatan nasional riil. Sifat dari hubungan ini digambarkan oleh kurva penawaran agregat AS di grafik (c) dan kurva ini dikembangkan oleh golongan Keynesian baru.
Dalam analisis penawaran agregat yang dihubungkan dengan pendapat golongan Ekspektasi Rasional atau Klasik baru perlu dibedakan diantara penawaran agregat jangka pendek (short run aggregate supply atau SRAS) dengan penawaran agregat jangka panjang (long run aggregate supply atau LRAS). Yang dimaksudkan dengan “jangka pendek” dalam konsep diatas adalah jangka waktu dimana hanya harga-harga barang dan harga bahan mentah (seperti minyak) yang akan mengalami perubahan. Sedangkan dalam “jangka panjang” perubahan bukan saja berlaku ke atas tingkat harga barang-barang tetapi juga ke atas harga-harga input (bahan mentah dan faktor-faktor produksi) yang digunakan dalam proses produksi.
      P                       AS    AS1


 

                               
Yo
                     Yf           Yf1                                                                      Yf
       P                      (a) Klasik                (b) Keynesian sederhana   
                                 AS                              LRAS            SRAS


                              
Yo                                                              Yf        Yo
                       
(c) Keynesian bar                          (d) Monetaris dan Ekspektasi Rasional.

Pengertian Tenaga Kerja, Angkatan Kerja, dan Kesempatan Kerja
1.         Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. (MT Rionga & Yoga Firdaus, 2007:2)



2.        Pengertian Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti patani yang sedang menunggu panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedag mencari pekerjaan/mengharapkan dapat pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal disebut pengangguran.
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah, lanjut usia, cacat jasmani dan sebagainya, dan tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan kedalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja, atau mencari pekerjaan.

3.        Pengertian Kesempatan Kerja.
Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja itu dapat juga disebut sebagai kesempatan kerja. Kesempatan kerja itu sendiri adalah suatu keadaan yang menggambarkan terjadinya lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi pencari kerja.[1]
Kesempatan kerja di Indonesia dijamin dalam UUD 1945 pada pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”. Dari bunyi UUD 1945 pasal 27 ayat 2 itu jelas bahwa pemerintah Indonesia untuk menciptakan lapangan kerja bagi anggota masyarakat karena hal ini berhubungan dengan usaha masyarakat untuk mendapat penghasilan.

Hubungan Jumlah Penduduk, Angkatan Kerja dan Pengangguran
Jumlah penduduk adalah banyaknya orang yang mendiami suatu wilayah Negara. Dari sisi tenaga kerja, penduduk suatu Negara dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni kelompok penduduk usia kerja dan kelompok bukan usia kerja. Penduduk usia kerja adalah mereka yang berumur 10 hingga 65 tahun. Namun dewasa ini usia kerja tersebut telah diubah menjadi yang berumur 15 hingga 65 tahun.
Penduduk usia kerja dapat pula kita bagi dalam dua kelompok, yakni kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah semua orang yang siap bekerja disuatu Negara. Kelompok tersebut biasanya disebut sebagai kelompok usia produktif. Dari seluruhan angkata kerja dalam suatu Negara tidak semuanya mendapat kesempatan bekerja. Diantaranya ada pula yang tidak bekerja. Mereka inilah yang disebut pengangguran. Pengangguran adalah angkatan kerja atau kelompok usia produktif yang tidak bekerja.(YB Kadarusman, 2004:65)[2]
2.         Angkatan kerja banyak yang membutuhkan lapangan pekerjaan, namun umumnya baik di Negara berkembang maupun Negara maju, laju pertumbuhan penduduknya lebih besar dari pada laju pertumbuhan lapangan kerjanya. Oleh karena itu, dari sekian banyak angkatan kerja tersebut, sebagian tidak bekerja atau menganggur. Dengan demikian, kesempatan kerja dan mpengangguran berhubungan erat dengan ketersedianya lapangan kerja bagi masyarakat. Semakin banyak lapangan kerja yang
tersedia di suatu Negara, semakin besar pula kesempatan kerja bagi penduduk usia produktifnya, sehingga semakin kecil tingkat penganggurannya. Sebaliknya, semakin sedikit lapangan kerja di suatu Negara, semakin kecil pula kesempatan kerja bagi penduduk usia produktifnya. Dengan demikian, semaki tinggi tingkat penganggurannya.