MAKALAH STRATEGI PEMASARAN DAN ANALISIS PESAING
BAB I
STRATEGI
PEMASARAN
Strategi pemasaran adalah himpunan asas yang secara
tepat, konsisten dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran
pasar yang dituju (target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahan
jangka panjang (objectives), dalam situasi persaingan tertentu.
Dalam strategi pemasaran ini terdapat strategi
acuan/bauran pemasaran (marketing mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari
keempat variable pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju
sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
Keempat
variable strategi acuan/baur pemasaran tersebut adalah:
A. Strategi
produk
B. Strategi
harga
C. Strategi
penyaluran/distribusi
D. Strategi
promosi
A. Strategi Produk
Setiap
perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan share
pasarnya, perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang
dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna dan
daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar. Strateginya adalah menetapkan cara
dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat
memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan
share pasar. Dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsure
yang paling penting karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lain. Strategi
produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (Product
Mix), merk dagang (Brand), cara pembungkusan atau kemasan produk (Product
Packaging), tigkat mutu/kualitas dari produk dan pelayanan (services) yang
diberikan. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran
pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi
persaingan.
Pada
hakikatnya, seseorang membeli produk bukan karena fisik produk itu semata-mata
tapi karena manfaat yang ditimbulkan dari produk yang dibelinya. Pada dasarnya,
produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:
1.
Produk inti (Core Product), merupakan inti yang
sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh oleh seorang pembeli (konsumen)
dari produk tersebut.
2.
Produk formal (Formal Product), merupakan bentuk,
model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.
3.
Produk tambahan (ougemented product), merupakan
tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti
pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan dan pengangkutan secara
cuma-cuma.
B. Strategi Harga
Harga
merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan
penjualan. Dalam penentuan baik untuk harga jual atau harga beli pihak bank
harus berhati-hati. Sebab, kesalahan dalam penentuan harga akan menyebabkan
kerugian bagi bank. Dalam menentukan harga harus dipertimbangkan berbagai hal,
misalnya tujuan penentuan harga tersebut, hal ini disebabkan dengan
diketahuinya tujuan penentuan harga tersebut menjadi mudah. Sedangkan tujuan
penentuan harga secara umum adalah sebagai berikut:
1) Untuk bertahan hidup.
2) Untuk memaksimalkan laba.
3) Untuk memperbesar market share.
4) Mutu produk.
5) Karena pesaing.
Factor-faktor yang mempengaruhi harga:
1) Kebutuhan dana
2) Persaingan
3) Kebijaksanaan pemerintah
4) Target laba yang diinginkan
5) Jangka waktu
6) Kualitas jaminan
7) Reputasi perusahaan
8) Produk yang kompetitif
9) Hubungan baik
2) Untuk memaksimalkan laba.
3) Untuk memperbesar market share.
4) Mutu produk.
5) Karena pesaing.
Factor-faktor yang mempengaruhi harga:
1) Kebutuhan dana
2) Persaingan
3) Kebijaksanaan pemerintah
4) Target laba yang diinginkan
5) Jangka waktu
6) Kualitas jaminan
7) Reputasi perusahaan
8) Produk yang kompetitif
9) Hubungan baik
C.
Strategi
Penyaluran (Distribusi)
Dalam usaha
untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dibidang pemasaran, setiap
perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan
penyampaian produk ke tangan konsumen atau si pemakai pada waktu yang tepat.
Yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang memasarkan
produk berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen. Bentuk pola
saluran distribusi dapat dibedakan menjadi:
1) Saluran langsung: Produsen →
konsumen
2) Saluran tidak langsung:
- Produsen → Pengecer → Konsumen
- Produsen → Pedagang besar / menengah → Pengecer → Konsumen
- Produsen → Pedagang besar → Pedagang menengah → Pengecer → Konsumen
2) Saluran tidak langsung:
- Produsen → Pengecer → Konsumen
- Produsen → Pedagang besar / menengah → Pengecer → Konsumen
- Produsen → Pedagang besar → Pedagang menengah → Pengecer → Konsumen
D.
Strategi
Promosi
Promosi
merupakan salah satu konsep dari Marketing Mix, promosi lebih kepada menawarkan
access/channel kepada pembeli. Bagaimana pembeli/nasabah bisa mendapatkan
informasi yang lebih baik, bagaimana bank mengedukasi calon nasabah, maka
promosi adalah salah satu medium yang tepat! Kegiatan promosi yang dilakukan
suatu perusahaan menggunakan konsep MIX PROMOTION, yang terdiri dari:
- Advertensi, yaitu suatu bentuk penyajian dan promosi dan gagasan, barang, atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifatmassif dan nonpersonal.
- Personal Selling, yaitu penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan.
- Promosi Penjualan, yaitu segala kegiatan pemasaran selain personal selling, advertising and publicity. Yang merajuk konsumen untuk membeli seperti exhibition, roadshow, and all things about selling yang tidak dilakukan secara teratur atau continue.
- Publicity, yaitu usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara massif seperti layanan masyarakat, berderma dan kegiatan sosial lainnya yang menyangkut nama baik perusahaan dan diliput oleh pers!
Karena sifatnya yang accessible, maka Promosi memerlukan Channel untuk
mempromosikan produk suatu bank. Saat ini misalnya, dengan adanya internet,
channel begitu mudah diciptakan. Seperti bank muamalat yang menerbitkan kartu shar-e, yang bisa diakses lewat www.share.com. Secara konservatif, bank bisa menyalurkan promosinya melalui agent individu (personal channel) maupun saluran nonpersonal (nonpersonal channel).
channel begitu mudah diciptakan. Seperti bank muamalat yang menerbitkan kartu shar-e, yang bisa diakses lewat www.share.com. Secara konservatif, bank bisa menyalurkan promosinya melalui agent individu (personal channel) maupun saluran nonpersonal (nonpersonal channel).
BAB II
ANALISIS
PESAING
A. Pengertian
Pesaing
Analisis pesaing merupakan suatu perbuatan menganalisa atau mengidentifikasi
apa-apa saja yang dilakukan oleh pihak pesaing atau perusahaan yang
menghasilkan barang atau jasa yang mirip dengan produk kita.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
a)
Identifikasi pesaing
b)
Menentukan sasaran pesaing
c)
Identifikasi strategi pesaing
d)
Analisis kekuatan dan kelemahan pesaing
e)
Identifikasi reaksi pesaing
f)
Strategi menghadapi pesaing.
B. Identifikasi
pesaing
Untuk mengetahui jumlah dan jenis pesaing serta kekuatan dan kelemahan yang
mereka miliki, perusahaan perlu membuat peta persaingan yan lengkap. Pambuatan
peta persaingan yang dugunakan untuk melakukan analisis pesaing memerlukan
langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah ini perlu dilakukan agar analisisi
pesaing tepat sasaran dan tidak salalh arah. Langkah pertama yang perlu
dilakukan perusahaan adalah dengan identifikasi seluruh pesaing yang ada.
Langkah ini perlu dilakukan agar kita mengetahui secara utuh kondisi pesaing
kita. Dengan demikian, memudahkan kita untuk menetapkan langkah selanjutnya.
Identifikasi pesaing meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Jenis produk yang
ditawarkan
Kadang-kadang
sebuah perusahaan tertentu memiliki produk yang beragam. Tugas perusahaan
adalah mengidentifikasikan secara lengkap dan benar produk apa saja yang
dimilki oleh pesaing-pesaingnya. Identifikasikan siapa pesaing utama yang
terdekat serta pesaing lainya yang juga berpotensi mengancam perusahaan kita
sekarang dan di masa yang akan datang.
2. Melihat besarnya pasar yang
dikuasai (Market Share) pesaing
Untuk
melihat besarnya pasar yang dikuasai pesaing, dapat dilakukan melalui segmen
pasar yang akan dimasuki. Dalam hal ini perusahaan harus mengestimasi besarnya
pasar dan market share masing-masing pesaing. Market share
yang harus diketahui adalah untuk masa sekarang dan di masa yang akan datang,
baik yang dikuasai pesaing maupun secara keseluruhan.
3. Identifikasi peluang dan
ancaman
Dengan
mengestimasi besarnya market share, akan kelihatan peluang yang ada serta
ancaman yang mungkin timbul sekarang dan di masa yang akan datang. Setiap
peluang harus dimasuki dan diusahakan untuk menciptakan peluang baru yang
sebesar-besarnya. Kemungkinan ancaman atau masalah yang timbul pun harus segera
diantisipasi sehingga tidak menimbulkan masalah.
4. Identifikasi keunggulan dan
kelemahan
Identifikasi
kelamahan dan keunggulan berarti memetakan atau mencari tahu keunggulan dan
kelemahan yang dimilki pesaing. Identifikasikan kelemahan dan keunggulan
pesaing dalam berbagai bidang, misalnya dalam hal kelengkapan produk, mutu,
kemasan, harga, distribusi, lokasi, serta promosi.
C. Sasaran
Pesaing
Sebagaimana dijelaskan diawal bahwa pesaing ada dua jenis, yaitu pesaing
dekat dan pesaing jauh. Pesaing dekat adalah perusahaan yang memproduksi barang
yang hampir sejenis, seperti bank umum, BPR, bank syariah, atau bank asing.
Pesaing jauh adalah perusahaan yang memiliki produk yang mirip. Contohnya
pesaing untuk bank adalahlembaga keuangan yang kegiatanya memilki kesamaan
daengan bank seperti asuransi, pos giro, pegadaian, koperasi simpan pinjam,
leasing, money changer, atau dana pensiun.
Setelah kita mengetahui pesaing dan market share yang dikuasai, kita perlu
mengetahui sasaran dari pesaing dan siapa yang menjadi target mereka
selanjutnya. Sasaran pesaing antara lain memaksimalkan laba, memperbesar market
share, meningkatkan mutu produk, atau mungkin juga mematikan atau menghambat
pesaing lainnya.
Jika sasaran mereka memaksimalkan laba, perusahaan perlu mengetahui laba
jangka pendek atau laba jangka panjang dan apa tindakan yang akan mereka ambil.
Sasaran untuk memaksimalkan laba ini dapat dilakukan melalui peningkatan
kepuasan konsumen dengan berbagai cara, misalnya melalui pelayan atau harga
yang relatif murah.
Jika sasarannya untuk memperbesar, maka perusahaaan perlu mengetahui apakah
pertumbuhan market share yang dimiliki cukup besar. Biasanya, meningkatkan
market share dapat dilakukan dengan promosi yang cukup gencar dengan diimbangi
pembukaan cabang baru yang gencar pula. Sebagai contoh perusahaan 3 atau axis
yang begitu gencar dalam mempromosikan produknya dengan diimbangi keunggulan
dari masing-masing produk itu sehingga cepat menarik konsumen. Peningkatan
merker share juga dapat dilakukan dengan cara penurunan harga mengingat mereka
memiliki biaya operasional yang relatif lebih rendah. Hal yang juga perlu
diselidiki adalah bahwa peningkatan market share dapat pula dilakukan dengan
cara mengambil market share pesaing lainya.
Peningkatan mutu produk bertujuan untuk menggaet pelanggan milik pesaing.
Peningkatan mutu produk ini dapat dilakukan dengan memberikan berbagai
kelebihan, baik pelayanan atau kelebihan lainnya. Misalnya, produk plus, bunga
yang kompetitif, frekuensi penarikan, jumlah jaringan, atau teknologi yang
dimiliki.
D. Identifikasi
strategi pesaing
Tujuan perusahaan dalam menjalankan usaha atau bisnis adalah untuk
memenangkan persaingan. Oleh karena itu, setiap perusahaan memiliki strategi
tersendiri untuk mematikan lawannya. Semakin ketat persaingan, maka semakin
canggih strategi yang dijalankan. Strategi untuk mematikan atau memperlemah
lawan selalu dilakukan. Siapa yang lengah, akan terkena dampakanya. Bukan tidak
mungkin setiap strategi yang dijalankan memiliki kemiripan. Oleh karena itu,
perusahaan harus pandai memulai dan mengakhiri.
Perusahaan harus memantau strategi pesaingnya secara kontinyu, karena
pesaing yang cerdik akan merevisi strategi mereka dari waktu ke waktu.
Jelaslah, bahwa perusahaan juga harus mewaspadai perubahan-perubahan yang
diinginkan pelanggan dan bagaimana para pesaing merevisi strategi mereka untuk
memenuhi hasrat yang diinginkan oleh para pelanggan tersebut.
Analisa
SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunities, Threats)
Analisa SWOT
adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan
eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event kita.
Kekuatan dan Kelemahan
Untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu event, kita harus mencermati
isu-isu dalam organisasi yang mempengaruhi kemampuan kita menjual event ke
pasar dan sponsor. Yang menjadi patokan suatu event bias dijadikan kekuatan
atau kelemahannya, kita perlu menggali persepsi dari si EO itu sendiri terhadap
suatu event. Jika EO kita memandang event tersebut sebagai perioritas dan
peluang untuk meningkatkan profil EO, maka event tersebut menjadi sebuah kekuatan.
Namun jika kita memandang event tersebut sebagai pemborosan sumber daya,maka
event tersebut menjadi kelemahan.
Peluang dan Ancaman
Langkah yang
perlu dilakukana adalah menganalisa semua faktor di luar organisasi yang
mungkin mempengarhi event kita. Analisa eksternal ini akan membantu kita
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang terkait dengan event. Segera setelah
menentukan ancaman-ancaman atas event kita, kita bisa menaksir ulang situasi
dan menganalisa bagaimana cara mengubah ancaman itu menjadi peluang.
Penting
sekali memusatkan perhatian pada masing-masing ancaman atas sebuah event saat
kita menjalankan perencanaan, untuk memastikan keberhasilan event tersebut.
Pengkategorisasian suatu ancaman akan menentukan cara kita merespon ancaman
untuk meminimalkan efeknya.
1. Monitor
Ancaman yang
kita putuskan untuk “sekedar dimonitor” adalah jenis ancaman yang tidak atau
sedikit dapat di kontrol, tetapi tidak berdampak besar pada event. Kita hanya
ingin tahu apa yang akan terjadi.
2. Monitor dan Analisa
Ancaman yang
kita putuskan untuk “di monitor dan di analisa” merupakan ancaman yang bisa
sedikit dikontrol, tetapi kita perlu memastikan bagaimana ancaman tersebut
dapat mempengaruhi event kita.
3. Strategi-strategi Kontingensi
Ancaman yang
kita putuskan untuk “di respon dengan suatu startegi kontingensi”, adalah semua
ancaman yang dapat kita kurangi pengaruhnya dengan perencanaan. Sebagai contoh
jika cuaca buruk adalah ancaman bagi event di luar ruangan, kita bisa
menetapkan bagaimana kita akan menanganinya, menunda event, pindah ke indoor,
pawang hujan atau sedikit merubah konsep.
4. Analisa in-depth dan Strategi Pengembangan
Ancaman yang
kita putuskan untuk “di respon dangan analisa in-depth dan strategi
pengembangan” adalah semua ancaman yang memiliki kemungkinan paling besar untuk
mempengaruhi event kita. faktor-faktor teknologi, pesaing dan legislatif adalah
contoh-contoh ancaman yang mungkin memerlukan analisa dan strategi pengembangan
lebih detil lagi
Setelah
semua telah kita analisa dengan baik, barulah kita dapat menentukan langkah
selanjutnya untuk menjalankan event yang telah direncanakan, dan alangkah
baiknya apabila kita juga dapat melakukan analisa pesaing dan strategi
pemasaran terhadap event tersebut.
E. Analisis
kekuatan dan kelemahan pesaing
Setelah kita tahu siapa saja pesaing kita, tentukan kekuatan mereka dan
cari tahu kerentanan mereka. Mengapa nasabah membeli dari mereka? Apakah karena
harga? nilai? pelayanan? kenyamanan? reputasi? Fokuskan terutama pada kekuatan
dan kelemahan yang “dirasakan” seperti yang kita lakukan terhadap perusahaan
sesungguhnya. Ini karena persepsi nasabah ternyata bisa lebih penting dari
kenyataan.
Ada baiknya kita lakukan analisis kekuatan dan kelemahan dalam bentuk
tabel. Tuliskan nama masing-masing pesaing. Kemudian susun kolom-kolom yang
memuat semua kategori penting bagi bidang usaha kita (harga, nilai, pelayanan,
lokasi, reputasi, keahlian, kenyamanan, personalia, pemasangan iklan/pemasaran,
atau apa saja yang sesuai dengan jenis perusahaan). Begitu tabel siap,
peringkatlah semua pesaing, dan cantumkan komentar mengapa peringkat tersebut
diberikan. Bahkan bisa juga kita beri tanda merah untuk kekuatan dan biru untuk
kelemahan, sehingga secara sekilas kita dapat mengetahui kedudukan setiap
pesaing.
Michael Porter telah mengidentifikasi lima kekuatan, dan lima kekuatan
tersebut adalah para pesaing industri, calon pendatang, substitusi, pembeli dan
pemasok. Adapun lima ancaman yang ditimbulkan kekuatan tersebut adalah ancaman
persaingan segmen yang ketat, ancaman pendatang baru, ancaman produk
substitusi, ancaman peningkatan kemampuan/kekuatan posisi tawar pemasok.
1). Ancaman
persaingan segmen yang ketat
Segmen
tertentu menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak,
kuat, atau agresif.
2). Ancaman
pendatang baru
Daya tarik
segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk dan keluarnya.
3). Ancaman
produk substitusi
Segmen
tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi produk yang aktual atau
potensial.
4). Ancaman
peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli
Segmen
tertentu menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar
(bargaining power) yang kuat atau semakin meningkat.
5). Ancaman
peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok
Segmen
tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan
harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok.
Sebuah perusahaan perlu mengumpulkan informasi tentang
kekuatan dan kelemahan masing pesaing.
Menurut perusahaan konsultan Arthur D.Little, sebuah perusahaan
akan menempati satu di antara enam posisi kompetitif di dalam pasar
sasaran berikut ini:
1. Dominan.
Perusahaan ini mengendalikan perilaku pesaing yang lain dan
memiliki pilihan strategis yang luas.
2. Kuat
Perusahaan ini bisa mengambil tindakan mandiri tanpamembahayakan posisi
jangka panjangnya dan dapat mempertahankan posisi jangka panjangnya apa pun
tindakan yang dilakukan oleh pesaing.
3. Cukup
baik
Perusahaan ini
memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan dan peluang yang ada diatas rata-rata
untuk meningkatkan posisinya.
4. Cukup
Perusahaan ini memiliki kinerja pada tingkat yang cukupuntuk mencapai hasil memuaskan yang bisa terus
mempertahankan dalam bisnis. Namun, perusahaan ini ada
karena dibiarkan oleh perusahaan yang dominan dan memiliki peluang dibawah
rata-rata untuk meningkatkan posisinya.
5. Lemah
Perusahaan ini memiliki kenerja yang tidak memuaskan,
tetapi ada peluang untuk memperbaiki. Perusahaan ini harus
berubah atau kalau tidak keluar dari pasar.
6. Tidak
berpeluang.
Perusahaan ini memiliki kinerja yang tidak memuaskan
dan tak ada peluang untuk memperbaiki.
Salah satu
langkah yang penting sebelum memulai bisnis adalah melakukan analisa persaingan
usaha / analisa kompetitor. Kita sebaiknya mereview literatur dari kompetitor ,
untuk melihat bagaimana mereka merepresentasikan usaha mereka dan seperti apa
public image yang dibangun. Sering kali literatur bisnis memuat mission
statement dan juga mengidentifikasi produk dan jasa spesifik mereka. James W.
Hart, seorang pakar marketing, memberikan tips analisa persaingan usaha yang
meliputi langkah- langkah seperti berikut :
1. Berperanlah
sebagai pelanggan kaya uang.
Telponlah
pesaing di dekat daerah kita dan berbicaralah dengan representative dari
perusahaan tersebut seperti layaknya kita adalah prospek potensial yang sedang
mencari informasi. Kita dapat menanyakan dengan rumus 5WH (Who, What, When,
Where, Why and How) untuk memberi pertanyaan yang cerdas dan
mendapat jawaban tentang kekuatan dan kelemahan pesaing. Salah satu hal
terpenting yang harus berhasil dilakukan adalah membuat mereka mengirimkan
sales dan information package mereka pada kita, dimana dalam package tersebut
akan dijelaskan mengenai produk dan jasa mereka. Literatur bisnis kompetitor
kita akan menceritakan secara detil mengenai public image mereka , dan
disamping itu kita dapat mempelajari kekuatan dan kelemahan produk dan jasa
yang mereka tawarkan secara detil. Pastikan juga mempelajari bagaimana mereka
menghandle telepon dari pelanggan, memproses permintaan informasi, dan berapa
lama permintaan informasi tersebut akhirnya sampai ke tangan kita.Dapatkah kita
menawarkan sistim komunikasi yang lebih baik ? Bagaimana tampilan dari business
card mereka ? Hal-hal yang kecil seperti ini dapat memberikan gambaran mengenai
kekuatan dan kelemahan kita sendiri, sehingga dapat ditentukan apakah kita
dapat bersaing dengan mereka atau tidak. Apakah kita akan bersaing dalam hal
harga atau service yang lebih baik ?
2. Telponlah
kompetitor di luar daerah.
Selanjutnya
kita dapat menelpon perusahaan yang sejenis (atau yg sedang direncanakan) di
luar daerah, dimana kita tidak dianggap sebagai saingan mereka. Dengan
demikian, mereka tidak merasa terancam saat kita memberikan pertanyaan.
Sangatlah berguna bila kita dapat berbicara dengan personel kunci dari
perusahaan sejenis, misalkan di lain propinsi. Saat kita berbicara dengan
kompetitor yang jauh jaraknya seperti ini, pendekatannya haruslah
lebih“straight-forward”. Kita dapat katakan pada pemilik ataupun managernya,
bahwa kita sedang berpikir untuk membuka usaha sejenis dan berharap mendapat
masukkan/input dari mereka. Sering kali mereka dengan senang hati akan
memberikan input tentang industri mereka, bisnis secara keseluruhan dan
banyak lagi informasi gratis. Meskipun demikian, kita perlu berhati-hati agar
tidak menghabiskan waktu terlalu banyak dalam bertanya, batasi percakapan
telpon anda 10 sampai 15 menit maksimum. Cara terbaik adalah memikirkan
pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu, dan menuliskannya di atas kertas,
sehingga dapat menanyakannya dengan lancar. Dengan demikian akan tampak seperti
seorang professional, dan jika suatu saat perlu menelpon lagi, mereka akan
menerimanya. Jika kita terdengar seperti seorang bodoh saat berbicara di telpon,
mereka mungkin tidak akan menerima telpon anda lagi. Kuncinya adalah tidak
menghamburkan waktu.
3. Terakhir
lakukan “in-field competition analysis” dengan melakukan telemarketing pada
prospek dan menanyakan apakah mereka mengenal kompetitor kita, pernah menjalin
hubungan bisnis dengan mereka, dan lain-lain. Dengan melakukan ini, kita juga
melakukan prekualifikasi terhadap prospek potensial yang belum pernah menjalin
bisnis dengan kompetitor kita, dan membuka peluang terjadinya penjualan.
Sebagai tambahan, di saat kita berada di luar melakukan sales call, kita dapat
melakukan cara yang sama saat berbicara dengan prospek dan dapat
mengetahui apa yang mereka suka dan apa yang tidak mereka suka dari kompetitor
kita. Kita dapat membuka peluang terjadinya penjualan dengan mengidentifikasi
poin-poin differensiasi kita terhadap kompetitor.
F. Identifikasi
reaksi pesaing
Reaksi Pesaing maksudnya bagaimana pola dan strategi pesaing dalam merebut
segmen pasar yang ada, dan bagaimana perusahaan mampu melakukan terobosan-
terobosan baru dalam rangka mengungguli Pesaing yang ada.
Strategi menghadapi pesaing dapat dilakukan dengan cara melemahkan dan
menghancurkan pesaing dengan memasang strategi yang kompetitif, dimana strategi
kompetitif dilakukan dengan melihat posisi keberadaan kita sebelum melakukan
penyerangan.
Beberapa reaksi pesaing bila diserang:
- Apabila kita menurunkan harga, akan diikuti
pesaing dengan menurunkan harga pula, bahkan mungkin lebih rendah dari kita.
- Apabila kita memberikan hadiah, akan dibalas juga
dengan hadiah yang lebih baik.
- Apabila kita memberikan diskon dalam jumlah
tertentu kepada pelanggan, pesaing juga member diskon yang lebih menarik.
- Apabila kita membebaskan biaya seperti
administrasi, pasti akan diikuti pesaing dengan jumlah biaya yang lebih murah.
- Apabila kita membuka cabang di suatu lokasi, akan
dibalas oleh pesaing dengan membuka cabang di lokasi perusahaan kita.
G. Strategi
menghadapi pesaing
Strategi dalam menghadapi pesaing dalam pemasaran antara lain:
1. Strategi
produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan di pasar atribut seperti :
warna, bungkus, prestise perusahaan serta pelayanan perusahan yang dibeli
konsumen untuk dapat memberikan pemuas kebutuhannya.
Usaha perusahan untuk menciptakan produk yang bisa memberikan kepuasan
kepada konsumen, kepuasan ini dapat diciptakan dengan berbagai strategi yang
telah diputuskan perusahan sebagai usaha untuk mempertahankan kelangsungan
operasionalnya dalam jangka panjang. Usaha-usaha tersebut antara lain :
- Perencanaan produk, mencakup semua kegiatan produsen dan penyalur
untuk menentukan susunan product line, sehingga konsumen akan visa membedakan
produk yang satu dengan lainnya. Maksudnya perusahaan akan selalu mengikuti
perkembangan pasar, barang yang ditawarkan harus disempurnakan sebelum
mengadakan perubahan barang, informasi ini perlu dikumpulkan melalui riset
pasar.
- Pengembangan barang, mencakup kegiatan teknis tentang penelitian,
pembuatan dan perencanaan bentuk produk. Kegiatan ini dapat dilakukan setelah
menganalisis kebutuhan dan keinginan pasar. Jika permasalahan ini sudah bisa
diatasi, maka perusahaan akan melebih mudah uin tuk menentukan harga,
distribusi dan promosi.
- Perdagangan, mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen dan
penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar.
- Perencanaan produk, mencakup semua kegiatan produsen dan
penyalur untuk menentukan susunanproduct line, sehingga konsumen
akan bisa membedakan produk yang satu dengan lain nya. Maksudnya perusahaan
akan selalu bisa mengikuti perkembangan pasar, barang yang ditawarkan harus
disempurnakan sebelum mengadakan perubahan barang, informasi ini perk
dikumpulkan melalui riset pasar.
- Pengembangan barang, mencakup kegiatan teknis tentang
penelitian, pembuatan dan perencanaan bentuk produk. Kegiatan ini dapat
dilakukan setelah menganalisis kebutuhan dan keinginan pasar. Jika permasalahan
ini sudah dapat diatasi, maka perusahaan akan lebih mudah menentukan harga,
distribusi dan promosi.
- Perdagangan, mencakup semua kegiatan perencanaan dari
produsen dan penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar.
2. Strategi Moving, Caring dan Inovating
Persaingan tentunya tidak hanya pada ke
dua contoh tersebut namun hampir pada semua bidang usaha kecuali monopoli.
Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat tersebut, harus dilakukan
perubahan landasan pola pikir yang bertumpu pada tiga kata kunci : moving,
caring, dan inovating.
Moving adalah kemampuan perusahaan untuk mengadaptasikan antara harapan
konsumen terhadap suatu produk dan kemampuan untuk memenuhinya. Misalnya adanya
airbag untuk mobil untuk menambah keamanan dalam berkendara. Contoh lain
misalnya lahirnya TV handphone dari Hisense yang sebelumnya masih menggunakan
jaringan 3G dan lain - lain. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan
konsumen yang akan menang dalam persaingan.
Dalam mewujudkan semua keiginan konsumen
ini, agar berhasil baik, moving harus disertai dengan caring dan inovating.Yang
dimaksud dengan caring kepedulian kepada konsumen. Dalam tahap caring ini
perusahaan berusaha memahami sebaik mungkin apa yang dibutuhkan konsumen.
Untuk mewujudkan keinginan konsumen
tersebut, hanya dapat ditempuh melalui inovasi disemua aspek perusahaan
meliputi bidang strategi, manajerial maupun produk/jasa. Inovasi di bidang
strategi dan manajerial merupakan proses untuk menghantarkan nilai tambah bagi
konsumen. Inovasi bidang strategi dan manajerial ini ditempuh dengan penggunaan
strategi ataupun manajemen baru dalam perusahaan.
Inovasi dalam bidang produk meliputi
kelengkapan produk dan juga teknologi terbaru. Inovasi ini tentunya hanya akan
berhasil dipasaran apabila proses caring berjalan bagus. Inovasi produk sesuai dengan
harapan konsumen ataupun inovasi baru yang mempunyai nilai guna lebih bagi
konsumen.
Apabila moving, caring, inovating ini
dapat berjalan dan terintegrasi dengan baik, maka kepuasan pelanggan akan
menghasilkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan, atau
dengan kata lain terciptalah loyalitas pelanggan.
Dengan adanya loyalitas ini persaingan
usaha menjadi tidak begitu berat, tinggal bagaimana kita menjaga pelangan.
3. Memaknai Kompetisi Sebagai Sebuah
Pusaran Sinergi
Dewasa ini kata KOMPETISI banyak ditafsirkan sebagai sebuah drama yang selalu melahirkan "Pemenang" sekaligus mencetak sekumpulan "Orang Kalah". Sebagai konsekuensinya, "Pemenang" akan ditafsirkan sebagai sosok yang menjulang di puncak kejayaan, yang akan dipandang dengan wajah menengadah oleh kaum "terkalahkan".
Sekejam itukah makna KOMPETISI? Apalagi bila panggung kompetisi ini sudah menapak, sudah mengejawantah di kehidupan riil sehari-hari. Sungguh kejam bila alam semesta ini pada akhirnya dikotak-kotakkan sebagai winner-looser, sebagai leader-follower, sebagai champion-mediocre, sebagai developing-under developed, atau sebagai central-marginal. Sedangkal itukah Hukum Alam yang harus dijalani oleh manusia?
Tentu tidak! Tuhan Sang Pemangku semesta alam ini sudah menyerukan untuk "Berlomba-lomba di dalam kebaikan". Ini artinya, hakikat sejati dari KOMPETISI akan jauh lebih dalam dari sekedar menang-kalah. Ada energi positif yang sangat besar, yang mengandung berjuta manfaat, yang dikandung oleh drama bernama KOMPETISI ini.
Sebagai contoh, kesuksesan Tim Olimpiade Fisika Indonesia sebagai the rising star, telah memacu ratusan SMA unggulan di seantero negeri untuk menempatkan wakil-wakilnya. Walaupun akhirnya tim terpilih hanya terdiri dari "hitungan jari", tidak berarti ribuan siswa yang telah ikut berkompetisi lantas menjadi sia-sia.
Dewasa ini kata KOMPETISI banyak ditafsirkan sebagai sebuah drama yang selalu melahirkan "Pemenang" sekaligus mencetak sekumpulan "Orang Kalah". Sebagai konsekuensinya, "Pemenang" akan ditafsirkan sebagai sosok yang menjulang di puncak kejayaan, yang akan dipandang dengan wajah menengadah oleh kaum "terkalahkan".
Sekejam itukah makna KOMPETISI? Apalagi bila panggung kompetisi ini sudah menapak, sudah mengejawantah di kehidupan riil sehari-hari. Sungguh kejam bila alam semesta ini pada akhirnya dikotak-kotakkan sebagai winner-looser, sebagai leader-follower, sebagai champion-mediocre, sebagai developing-under developed, atau sebagai central-marginal. Sedangkal itukah Hukum Alam yang harus dijalani oleh manusia?
Tentu tidak! Tuhan Sang Pemangku semesta alam ini sudah menyerukan untuk "Berlomba-lomba di dalam kebaikan". Ini artinya, hakikat sejati dari KOMPETISI akan jauh lebih dalam dari sekedar menang-kalah. Ada energi positif yang sangat besar, yang mengandung berjuta manfaat, yang dikandung oleh drama bernama KOMPETISI ini.
Sebagai contoh, kesuksesan Tim Olimpiade Fisika Indonesia sebagai the rising star, telah memacu ratusan SMA unggulan di seantero negeri untuk menempatkan wakil-wakilnya. Walaupun akhirnya tim terpilih hanya terdiri dari "hitungan jari", tidak berarti ribuan siswa yang telah ikut berkompetisi lantas menjadi sia-sia.
Tengoklah, berapa banyak SMA yang saat ini dengan bangga memasang papan
nama "Mitra Olimpiade Fisika" dihalaman muka sekolahnya? Berapa
banyak siswa SMA yang mendadak "jatuh cinta" pada mata pelajaran yang
dulunya biasa dianggap monster? Semua pencapaian itu adalah hasil SINERGI dari
ribuan siswa yang (menjadi) antusias, hasil SINERGI dari ratusan guru yang
(menjadi) kompeten. Dan semua aktifitas ini berpusaran dengan KOMPETISI
(Olimpiade Fisika) sebagai pusat orbitnya.
Jadi apa hakikat sejati dari KOMPETISI itu? Untuk menjawabnya, kita mengacu
pada sebuah Hukum Alam, yaitu bahwa segala sesuatunya di alam semesta ini
selalu bergerak memutar. Semua mahluk Tuhan tanpa kecuali, selalu bergerak
memutar.
Tengoklah, sekumpulan tatasurya akan mengorbit membentuk galaksi.
Sekumpulan galaksi mengorbit membentuk super cluster. Sekumpulan
elektron akan mengorbit membentuk molekul. Metabolisme manusia juga merupakan
pusaran, sirkulasi dari energi kimia (makanan) menjadi energi tubuh (bio
energi) dengan perantaraan sirkulasi darah dimana jantung merupakan pusat
orbitnya. Contoh-contoh di atas menegaskan bahwa segala sesuatu di alam semesta
ini selalu berpusaran pada "sesuatu" yang lebih besar dari dirinya.
KOMPETISI adalah sebuah bentuk pusaran. Sang "pemenang" adalah pusat orbitnya, sementara "peserta lainnya" akan berputar mengelilinginya. Tidak ada istilah "kalah-menang" di sini, karena kewajiban sang "pemenang" adalah membagi ilmunya, membagi pengalamannya, menebar energi positifnya, kepada siapa saja yang mengorbit di sekelilingnya. Sedangkan kewajiban "peserta lainnya" adalah membuka diri untuk menyerap energi, menyerap ilmu, menyerap pengalaman dari sang pusat orbit, sang "pemenang". Inilah sebuah bentuk SINERGI..
KOMPETISI adalah sebuah bentuk pusaran. Sang "pemenang" adalah pusat orbitnya, sementara "peserta lainnya" akan berputar mengelilinginya. Tidak ada istilah "kalah-menang" di sini, karena kewajiban sang "pemenang" adalah membagi ilmunya, membagi pengalamannya, menebar energi positifnya, kepada siapa saja yang mengorbit di sekelilingnya. Sedangkan kewajiban "peserta lainnya" adalah membuka diri untuk menyerap energi, menyerap ilmu, menyerap pengalaman dari sang pusat orbit, sang "pemenang". Inilah sebuah bentuk SINERGI..
Meskipun sama-sama mengorbit, tapi ada perbedaan mendasar antara manusia
dengan mahluk Tuhan lainnya dalam melakukan SINERGI nya. Seperti
"bumi-matahari", sampai kapan pun bumi selalu mengitari matahari dan
tak mungkin terjadi hal sebaliknya. Tapi manusia sama sekali berbeda.
Manusia, mahluk Tuhan yang telah di "inisiasi" sebagai penguasa
bumi dan isinya, telah dianugerahi kemampuan yang tak terbatas. Setiap orang
memang akan selalu "mengorbit" pada seseorang yang lebih sukses dari
dirinya. Seorang karyawan mengorbit pada perusahaan tempat ia bekerja. Seorang
pengusaha akan mengorbit pada segmen konsumen tertentu dan juga mengorbit pada
pengusaha senior lainnya (baca: networking). Seorang trainer akan
mengorbit pada seorang guru yang lebih diakui kesahihannya. Tapi pada satu titik, setelah ia sukses
menyerap energinya, menyerap pengalamannya, ia akan lepas, dan menjelma sebagai
pusat orbit yang baru.
Kini ia akan beralih tugas, dari "menyerap" berubah menjadi
"membagi". Dan di sekelilingnya PASTI akan mengorbit rekannya,
muridnya, koleganya, bawahannya atau pengagumnya yang dengan hati terbuka
bersedia menyerap ilmu dan pengalamannya. Terjadilah sebuah SINERGI yang
menjadi mata rantai tak terputuskan. Saling memberi dan menerima. Inilah
hakikat yang terdalam dari sebuah KOMPETISI, yang jauh lebih bermakna dari
sekedar kalah-menang.
Tahun 2008 sudah kita masuki, marilah
kita jalani peran kita masing-masing dengan sebaik-baiknya, agar terjadi
SINERGI, yang memang merupakan kehendak Tuhan bagi setiap manusia. Anda
yang sedang jadi "pemenang" , sedang menjadi atasan, sedang menjadi
idola, bagilah pengalaman dan energi Anda. Sedangkan Anda yang sedang
mengorbit, bukalah hati Anda agar dapat maksimal dalam "menyerap".
Suatu saat, atasan-bawahan, idola-pengagum, junior-senior,
market leader-follower, pasti akan bertukar peran. Dan itu PASTI terjadi karena memang sudah
menjadi ketentuan alam.
4. Kemitraan dan Pengecualian
Dilatar-belakangi oleh kesempatan untuk
menumbuhkembangkan regional airlines pada The European Community Commission (ECC)
yang telah dijelaskan di bab Pendahuluan, maka muncul permasalahan apakah akan
dikembangkan suatu iklim persaingan atau kemitraan antara airlines tersebut.
Dengan harapan bahwa peranan maskapai penerbangan adalah untuk menggalang
persatuan negara-negara Eropa Barat ke dalam Uni Eropa yang bersatu, maka jelas
bahwa mereka memilih sistem kemitraan dari pada persaingan. Hal ini juga
seperti dikatakan oleh Jacques Naveau: "Jelas, bahwa konsep awal suatu
kebijakan transpor udara di Eropa telah dilandasi oleh suatu visi politik dari
sebuah sistem Eropa yang menyatu, serta mengutamakan pada kemitraan dalam
mewujudkan visi tersebut".
Dipilihnya sistem kemitraan tersebut,
karena mereka tampaknya menyadari bahwa sistem persaingan akan menjadi kendala
bahkan mungkin juga akan mengakibatkan disintegrasi yang jelas akan
menggagalkan segenap upaya yang telah disepakati itu.
Jaringan rute penerbangan di Uni Eropa
dirajut menggunakan pola dasar yang dikenal sebagai pola Hub-and-Spoke,
yang mereka pelajari dari AS. Bedanya antara jaringan rute penerbangan di AS,
merupakan perkembangan sebagai konsekuensi dari kebijakan deregulasi, terhadap
jaringan penerbangan yang sudah ada sebelumnya. Sedang pola jaringan rute
penerbangan di Uni Eropa ditandai dengan berfungsinya Ibukota negara-negara
yang tergabung ke dalam Uni Eropa sebagai hub dari masing-masing
regional airlines-nya. Dengan pola ini maka sektor-sektor yang menghubungkan
setiap ibukota tersebut akan hanya dilayani oleh dua regional airlines. Disebut
juga sebagai sektor duopoly.
Sedang sektor-sektor yang menghubungkan
suatu hub dengan spoke (cities) yang masih terletak di dalam
batas-batas wilayah suatu negara, merupakan sektor monopoli dari regional
airline-nya. Beberapa negara seperti Swiss misalnya memiliki dua kota sebagai hub,
maka sektor yang menghubunginya dengan sendirinya merupakan suatu sektor
monopoli. Jaringan pola di atas mulai diatur sejak 1987 dan berakhir pada tahun
1997 setelah dicanangkannya kebijakan Complete Liberalisation,
yang memungkinkan sebuah pesawat untuk terbang dari hub-nya (Ibukota
dalam negara masing-masing) ke spoke (city/kota-kota dalam negara
masing-masing) dari negara lain.
Para policy-makers dari Eropa
melihat atau menilai Amerika Serikat telah berhasil membentuk sebuah pasar
homogen, yang ditujukan sebagai suatu defence system dalam menghadapi
persaingan global barang dan jasa dengan tingkat harga yang sangat kompetitif
di masa mendatang. Terbentuknya Uni Eropa dan uni-uni lainnya seperti Uni
Afrika yang merupakan 'regionalisasi' dari negara-negara di Afrika, kemudian
uni yang terdiri dari negara-negara Arab di Timur-Tengah, dan tak ketinggalan
pula regionalisasi Asean, tampaknya sudah menjadi condition yang tidak
bisa dihindari lagi pewujudannya. Dengan kata lain, persaingan global di masa
mendatang akan merupakan persaingan antara uni-uni atau regional-regional
tersebut, yang harus dihadapi oleh kesatuan 'pasar tunggalnya' masing-masing
uni atau regional.
Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa
visi politik dari sebuah sistem Eropa yang menyatu, mengutamakan pada kemitraan
atau kerja sama dalam mewujudkan visi tersebut. Di bidang penerbangan,
kemitraan dilangsungkan dengan mengadakan aliansi-aliansi sesuai kebutuhan dan
dilandasi oleh win-win solution, bilateral maupun multilateral agreements
seperti pooling agreements, code-sharing dan on-line,
sampai ke mergers. Bila kemitraan tersebut dikaitkan dengan undang-undang dan
ketentuan-ketentuan anti monopoli atau anti trust law, maka jelas bahwa
kesesuaiannya itu dapat diklasifikasi sebagai pelanggaran atau pengecualian.
Namun, mengingat bahwa kemitraan seperti
di atas merupakan faktor yang menentukan dan diperlukan guna menggalang suatu
'European Air Transport Single Market' yang homogen, maka kemitraan semacam itu
dikecualikan dari undang-undang anti trust atau anti monopoli. Dengan kata
lain, selama kemitraan semacam itu bertujuan atau digunakan untuk kepentingan
yang lebih besar atau luas seperti guna meningkatkan kesejahteraan UKM dalam
suatu demensi atau wilayah yang sangat luas seperti dalam sebuah uni Eropa
misalnya, maka bentuk kemitraan apapun dapat dikecualikan dari UU Anti
Monopoli. Dengan ketentuan, selama itu tidak menghambat atau menjadi kendala
pada kelancaran 'berjalannya' Uni Eropa atau bila itu akan merugikan suatu
kelompok, golongan atau individu terutama para konsumennya, maka kesemuanya itu
dapat dikecualikan dari UU Anti Monopoli. Terdapat kesan bahwa segala jenis
usaha transportasi di Uni Eropa, semuanya dikecualikan dari ketentuan-ketentuan
UU Anti monopoli.
Sudah menjadi jelas bahwa kemitraan yang
berlangsung untuk tujuan-tujuan yang lebih luas seperti demi kesejahteraan bagi
masyarakat yang lebih luas, sangat berbeda dengan kemitraan-kemitraan yang
bertujuan untuk kepentingan suatu kelompok atau golongan dan atau individu
tertentu yang hanya ingin menang sendiri. Seperti dibentuknya monopoli-monopoli
yang dapat merugikan kepentingan orang banyak, maka kemitraan semacam terakhir
itu harus ditindak tegas dengan menegakkan hukum UU Anti Monopoli tersebut.
Perlu dicermati bahwa dengan
diliberalisasikan kemitraan yang lebih bebas, tidak berarti tidak diperlukan
peraturan perundangan yang mengatur aturan mainnya. Malah sebaliknya, dalam
iklim usaha yang lebih liberal justru diperlukan peraturan perundangan yang
lebih jelas dan tegas dalam mengatur aturan main agar industrinya dapat
dicegah atau agar tidak mengalami kebablasan yang pada ujung-ujungnya
hanya akan merugikan kepentingan orang banyak atau masyarakat luas.
Industri penerbangan Indonesia sebaiknya
mampu atau lebih penting lagi, mau mencermati dan memahami perkembangan maupun
perubahan-perubahan yang terjadi baik pada industri penerbangan di AS maupun di
UE. Bila UE telah berhasil membentuk suatu European Air transport Single Market
homogen yang mengacu pada hasil-hasil yang telah dipelajarinya dari AS, maka
tidak ada salahnya bila kita juga mau belajar terutama perkembangan industri
penerbangan di UE.
Hal ini mengingat bahwa bila di UE pasar
tunggalnya dibentuk oleh maskapai penerbangan dari negara-negara anggotanya,
maka di Indonesia diharapkan dapat dibentuk oleh regional airlines dengan
ibukota propinsi sebagai hub dari pola rute penerbangan hub-and-spokenya.
Mudah-mudahan.
Dibawah ini disebutkan beberapa teknik menghadapi
persaingan harga dan dan non-harga secara singkat :
Taktik
|
Contoh
|
Respon non
harga
|
|
Tunjukan strategic
intention dan capabilities anda
|
Tawarkan
harga sama dengan pesaing anda, tawarkan everyday low price, atau
tunjukan bahwa anda memliki keunggulan biaya dimata pesaing (cost
advantage)
|
Bersaing
di kualitas
|
Tingkatkan
diferensiasi produk dengan menambahkan keunggulan pada sebuah produk, atau
bangun awareness terhadap keunggulan yang ada dan manfaatnya. Tekankan
adanya resiko pada harga yang murah.
|
Manfaatkan
kemungkinan kerjasama
|
Bentuk strategic
partnersip dengan menawarkan kerjasama ekslusif dengan supplier, reseller,
atau penyedia jasa yang berhubungan dengna bisnis anda.
|
Respon
Harga
|
|
Gunakan
harga yang komplek
|
Tawarkan
harga paket (bundled prices), paket harga dua produk (two-part
pricing), kuantiti diskon, harga promosi, atau program loyalitas untuk
beberapa produk, beli dua dapat satu.
|
Kenalkan
produk baru
|
Perkenalkan
produk baru (flanking brands) yang khusus untuk bersaing di arena
dimana pesaing menerapkan strategi harga. Hal ini juga sebagai usaha untuk
menghindari persaingan harga pada segmen produk anda yang telah ada.
|
Gunakan
harga yang menarik
|
Sesuaikan
harga produk regular anda dalam merespon perubahan harga pesaing atau potensi
lain untuk memasuki pasar
|
6. Competitive Intelligence Program (CIP)
Secara umum, CIP adalah proses
secara terus-menerus secara sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis
informasi tentang kegiatan para pesaing dan kecenderungan-kecenderungan bisnis
(trend politik, ekonomi, teknologi) untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Dalam artian lain, CIP ini merupakan kegiatan spionase secara legal untuk
kemajuan perusahaan.
Seseorang dari perusahaan telepon
seluler melakukan perjalanan menjelajahi Philadelphia sambil menyadap transmisi
telepon seluler pesaingnya. Yang disadap bukanlah
pembicaraan orang lain dan dia tidak melakukan sesuatu
yang melanggar hukum atau yang tidak etis, tetapi dia sedang mengukur kekuatan
dan jangkauan sinyal pesaing mereka.
Sebuah perusahaan minuman
menganalisis air limbah yang dikeluarkan oleh perusahaan pesaingnya. Tujuan
akhirnya adalah untuk menghemat biaya promosi dan iklan. Semua orang-orang ini
terlibat dalam dunia intelejen kompetitif yang misterius. Inilah dunia yang
dihuni oleh mata-mata perusahaan dan orang bisnis yang keras hati, yang mencari
peluang untuk mengalahkan pesaingnya. Bila hal tersebut dilakukan secara
bertanggung jawab, maka kegiatan tersebut menjadi sah dan etis, walaupun
beberapa perusahaan telah diketahui melampaui batas, seperti mencuri informasi,
menyadap telepon, merampok kantor, dengan demikian mereka telah memasuki dunia
spionase industri.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian
diatas dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa sudah layaknyalah perusahaan
memiliki strategi pemasarannya sendiri sebelum mereka menjalankan ataupun
memasarkan produk /jasanya.
Strategi pemasaran
yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi dan keadaan perusahaan
baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau lingkungan mikro perusahaan,
maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal dengan lingkungan makro perusahaan.
Perusahaan yang
berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi penjualannya
ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil menetapkan
strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat.
Adapun penentuan
strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kepada besar dan
posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Karena perusahaan yang besar
mungkin dapat menerapkan strategi tertentu yang jelas tidak bisa dilakukan oleh
perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu yang
jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu
menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada
perusahaan besar.
Dengan memperhatikan
dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat dipastikan perusahaan akan
dapat menetukan dengan baik strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya,
untuk tetap maju dan berkembang ditengah-tengah persaingannya.
Dalam bauran
pemasaran terdapat empat variabel yang sangat penting dalam strategi pemasaran,
yaitu terdiri dari produk, harga, promosi dan tempat. Keempat variabel itu
diperlukan dalam bauran pemasaran dan keempat variabel ini harus saling
berkaitan satu sama lain. Hal ini bertujuan agar dapat mencapai tujuan dari strategi
pemasaran yang berupa keberhasilan menyeluruh. Yang sangat dipentingkan, bahwa
pemilihan pasar target dan pengembangan bauran pemasaran saling berkaitan.
Kedua kegiatan ini diputuskan bersama. Yang harus dibandingkan dengan tujuan
perusahaan adalah strategi bukan pasar target alternatif atau bauran pemasaran
alternatif.
B. SARAN
Demikianlah
penulisan makalah ini, apabila masih terdapat kesalahan atau kekurangan dalam
pembahasan makalah ini, terutamanya penulis ucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya dan juga penulis harapkan teguran yang sehat sekiranya dapat
membangun dalam perbaikan pembuatan makalah ini.
dari dstar966 dll