بِــــــسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيـــمِ
SELAMAT DATANG DI BLOG ZARMI SUKSES - TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

SELAMAT BAHAGIA

SELAMAT BERBAHAGIA

SELAMAT BERBAHAGIA

MENU

.

Radio Online Minang Cimbuak                Radio Online Minang Cimbuak

Selasa, 30 Desember 2014

STRATEGI MENUJU SUKSES

Strategi Menuju Sukses 

Modul 2

Langkah pertama untuk membangun hubungan baik dengan atasan adalah mengenalinya. Ada dua aspek yang perlu anda kenali:
  1. Aspek pribadi, meliputi gaya interaksi sosial (Social Style) dan gaya kepemimpinan (Leadership Style)
  2. Aspek pekerjaan, antara lain: tekanan pekerjaan, apa yang penting bagi dia, dan apa yang penting bagi atasannya.
Setelah anda memahami kedua aspek ini dengan baik, maka dapat mulai membangun hubungan kerja yang harmonis dengan atasan.

Gaya Interaksi Sosial (Social Style)

Konsep social style bukan hal baru, pertama kali diperkenalkan oleh David W. Merrill dan Roger Reid dari TRACOM Group.
Konsep ini menganalisa kecenderungan prilaku manusia, bukan kepribadian, berdasarkan dua dimensi, yakni: ketegasan (assertiveness) dan tanggapan (responsiveness), yang dipetakan menjadi salib-sumbu sehingga tercipta empat kwadran, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah ini.





Ketegasan (Assertiveness) dipetakan pada sumbu horizontal, bagian kiri kurang tegas, bagian kanan lebih tegas.
Tanggapan (Responsiveness) dipetakan pada sumbu veritikal, bagian atas cenderung diam atau kurang menyatakan tanggapannya, bagian bawah cenderung menyatakan tanggapannya.
Yang perlu anda ingat, dalam hal ini tidak ada baik atau buruk.

Kwadran I: Analytical
Orang ini cenderung tampak pediam, logis, dan jaga jarak. Mereka kurang suka bergaul dan hanya berkomunikasi dengan orang lain bila ada keperluan spesifik. Orang ini akan koperatif bila diberi kebebasan untuk bekerja dengan caranya sendiri. Cenderung berhati-hati dalam mengembangkan persahabatan.
Memiliki disiplin waktu yang kuat, lambat dalam mengambil keputusan dan bertindak. Dia bertindak dengan tujuan yang jelas dan butuh waktu untuk mengkaji semua fakta dan data yang ada, sebelum mengambil keputusan atau bertindak. Mereka tidak melayani permintaan yang tergesa-gesa.
Orang ini cenderung membuat keputusan berdasarkan fakta dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung-jawabkan. Dia perlu bukti sebelum membuat keputusan, dan ingin memastikan bahwa keputusan yang dibuatnya benar untuk saat ini dan masa yang akan datang.
Kebutuhannya: Sesuatu yang benar

Kwadran II: Driver

Orang ini tampak aktif, kuat, dan berpendirian teguh. Gaya bicaranya langsung, tidak berputar-putar. Punya inisiatif untuk berinteraksi sosial, dalam beraktifitas selalu berfokus pada tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
Dalam pekerjaan lebih berorientasi pada tugas dan hasil, daripada orang dan hubungan, sehingga terkesan sebagai orang yang dingin, kurang ramah jaga jarak dan terkadang menyendiri. Mereka cenderung tidak menunjukkan perasaan secara terbuka.
Orang ini kurang/tidak toleran terhadap tindakan yang dianggap membuang-buang waktu. Mereka lebih suka langsung pada sasaran dan berfokus pada target. Mereka lebih menyukai orang yang menghargai waktu dengan tetap berpegang teguh pada jadwal kerja.
Ketika membuat keputusan orang ini lebih suka bila tersedia fakta-fakta, informasi relevan, dan pilihan yang layak. Orang ini menyukai kekuasaan dan membuat keputusan sendiri. Dia tidak suka diberitahu apa yang harus dilakukan.
Kebutuhannya: Hasil

Kwadran III: Expressive

Orang ini terbuka dalam mengekspresikan perasaannya. Dia bisa bereaksi impulsif dan secara terbuka memperlihatkan perasaan positif maupun negatif. Biasanya digambarkan sebagai orang yang ramah, banyak bicara, dan kadang-kadang berprasangka buruk.
Orang ini komunikatif, menyenangkan, menarik, mudah didekati, dan suka bersaing. Secara umum dia lebih suka pendekatan yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan orang dari kwadran yang lain, bahkan punya kecenderungan terlalu menyederhanakan masalah. Dia sering berbagi pemikiran dan perasaannya secara terbuka dengan orang lain.
Orang ini cenderung bertindak cepat, kurang disiplin dalam hal waktu. Dia menghargai orang lain, cepat melebur dalam interaksi sosial, dan cepat berubah haluan.
Dalalm membuat keputusan, orang ini cenderung untuk mengambil risiko berdasarkan pendapat orang yang ia anggap penting atau sukses. Pendapat orang itu bisa berperan lebih penting dalam pengambilan keputusan daripada fakta atau logika. Dia tertarik pada manfaat atau insentif khusus ketika membuat keputusan.
Kebutuhannya: Pengakuan pribadi

Kwadran IV: Amiable

Orang ini secara terbuka menunjukkan perasaannya kepada orang lain, tidak banyak menuntut, dan secara umum lebih mudah bersepakat jika dibandingkan dengan orang dari kwadran yang lain. Mereka tertarik untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, terkesan sebagai orang yang informal, sederhana, dan santai.
Orang dengan gaya Amiable adalah yang paling “berorientasi pada manusia” diantara keempat gaya. Bagi dia, manusia harus diperlakukan sebagai manusia, tidak diperlakukan sebagai alat untuk mencapai hasil atau pengakuan belaka. Orang ini lebih suka bekerja-sama atau berkolaborasi dengan orang lain, daripada bersaing.
Orang ini cenderung lambat dan kurang disiplin dalam hal waktu, lebih suka menghindari konfrontasi, memerlukan basa-basi dan sosialisasi sebelum membicarakan topik inti yang ingin dibicarakan.
Dia menghargai masukan, dan keputusannya bisa dipengaruhi oleh orang lain. Dia bukan orang yang berani mengambil resiko, berusaha mengurangi resiko dengan memastikan tindakannya tidak akan merusak hubungan pribadi dengan orang pihak lain.
Kebutuhannya: Keamanan pribadi.

Nah, setelah anda memahami prilaku dari keempat gaya interaksi sosial (social style) tersebut diatas, coba anda kenali diri sendiri dan atasan anda, kira-kira anda dan atasan anda mempunyai ciri prilaku social style yang mana?

Potensi Konflik

Apa yang akan terjadi, bila Anda bergaya sosial Expressive, sedangkan atasan Anda seorang yang bergaya sosial Analitical? Biasanya sering terjadi konflik, bukan?
Atasan memandang anda sebagai orang yang kurang teliti, kurang disiplin, anggap enteng, sering bertindak serampangan hanya berdasarkan asumsi atau pendapat orang lain, tanpa didukung oleh fakta atau informasi yang dapat dipertanggung-jawabkan. Sedangkan anda memandang atasan sebagai orang yang lambat dalam mengambil keputusan, terlalu banyak minta data/informasi, tapi tidak pernah bertindak, tidak pernah menjawab pertanyaan, malah balik bertanya.
Potensi konflik dengan atasan akan muncul, apabila anda dan atasan tidak berada di kwadran yang sama, apalagi bila berseberangan secara diagonal, seperti pada contoh tersebut diatas.
Dalam situasi seperti ini ada baiknya kalau anda yang berusaha beradaptasi dengan gaya sosial atasan, karena dua alasan:
  • Pertama, Andalah yang akan menikmati keuntungan lebih banyak dari suatu hubungan kerja yang baik dengan atasan
  • Kedua, Dalam banyak kasus, bila anda pandai beradaptasi, anda akan lebih mudah diterima oleh semua orang, baik dikantor, maupun diluar kantor, sehingga akan lebih mudah bagi anda untuk mendapatkan dukungan dari pihak lain. Dengan demikian anda mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai sukses
Dalam contoh kasus tersebut diatas beberapa tindakan yang dianjurkan untuk beradaptasi dengan orang bergaya sosial Analytical sebagai berikut:
  • Dalam menyelesaikan setiap masalah harus mempertimbangkan apa yang terjadi dimasa lalu, apa yang harus anda lakukan sekarang, dan apa akibat dari keputusan/tindakan yang anda lakukan sekarang untuk saat ini dan akan datang.
  • Bicara berdasarkan FAKTA dan informasi yang dapat dipertanggung-jawabkan
  • Fokus pada DETAIL yang AKURAT
  • Logis dan terstruktur dengan baik
  • Jelaskan dengan tepat APA yang akan anda lakukan? Dan KAPAN?
  • Beri dia waktu untuk mempertimbangkan pendapat/usulan anda
  • Berikan argumen logis yang didukung dengan fakta yang tidak terbantahkan untuk meyakinkan dia bahwa apa yang anda usulkan, putuskan, atau akan lakukan adalah BENAR
Tindakan yang tidak disarankan:
  • Bicara sesuatu yang tidak jelas, tidak konsisten, atau tidak logis
  • Tidak toleran terhadap detail
  • Mengabaikan masa lalu
  • Tergesa-gesa
  • Terlalu pribadi
  • Terlalu sederhana
  • Tidak serius
  • Mendesak dia untuk cepat bertindak
Dengan mengenali social style atasan, anda dapat membuat sendiri daftar tindakan yang “disarankan” dan yang “tidak disarankan”, seperti contoh diatas, untuk dijadikan pedoman bagi anda sendiri dalam upaya beradaptasi dengan atasan agar terbangun hubungan kerja yang baik.